Warga Bersiap Hadapi Longsor Sewaktu-waktu

SURABAYA POST -- Masyarakat di Dusun Ngemplak Utara Desa Mojotrisno Kec. Mojoagung Kab. Jombang yang rumahnya di bibir Sungai Kunti bekerja keras memindahkan barang berharganya ke tempat yang dinilai aman. Mereka berpacu dengan kemungkinan tanah tempar rumah mereka berdiri akan longsor bila sewaktu-waktu hujan turun.

Tebing Sungai Kunti yang melintas di belakang rumah mereka terkikis air sungai yang debit sering membesar saat hujan turun. Puncaknya, Sabtu dan Minggu lalu, debit air sungai itu membesar sehingga tebing sepanjang 250 meter dengan ketinggian 7 meter longsor.

Sebagian tanah di belakang rumah penduduk amblas, sebagian lagi bangunan dapur atau kamar belakang rumah, juga amblas.

Ada sekitar 25 rumah warga yang kondisi bagian belakang rumahnya membahayakan. Dari jumlah itu sudah ada lima rumah yang belakangnya sudah ambruk total. Sebagian lagi hanya menunggu waktu tembok dan lantainya mulai retak-retak.

Salah satu dari 25 rumah itu milik Fauzi (41) warga Dusun Ngemplak Utara Desa Mojotrisno Kec. Mojoagung Kab. Jombang. Kamar belakang kini tak bisa digunakan; temboknya retak, sebagian lantai amblas.

Demikian juga rumah Imam (60). Kamar mandi dan satu kamar tidur bagian belakang rusak berat, karena lantai dan pondasinya yang dekat tanggul sudah patah dan hanyut akibat derasnya debit sungai tersebut.

“Sekarang ini saya sudah tidak memiliki dapur lagi, sebagian bangunan dapur hanyut terbawa arus. Sekarang terpaksa memasak di ruang tengah yang biasanya untuk ruang keluarga,” kata Fauzi.

Imam juga tidak memiliki kamar mandi dan dapur. Dua ruangan rumahnya itu rusak berat dan sebagian bangunannya raib diterjang derasnya arus sungai.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

“Kami berharap pemerintah segera mau menanggul tebing sungai secara permanen. Kalau tidak segera diplengseng, longsor itu bisa menjalar sampai ke bangunan rumah utama,” kata Fauzi, Selasa (9/3).

“Kalau sampai itu terjadi, pasti kami kehilangan tempat tinggal. Lalu kami berteduh di mana?” tambahnya.
Longsor tepian Sungai Kunti itu bisa terjadi sewaktu-waktu, kalau debit air di sungai itu membesar.

“Besar kecilnya debit air sungai ini tergantung curah hujan di kawasan atas, pegunungan; khususnya Wonosalam. “Longosr pertama terjadi 2004. Kedua terjadi sekarang, yang membuat lima bangunan bagian belakang rumah rusak.

Laporan: Bambang Sujarwanto

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024