Pemanasan Global

LSM Kampanyekan World Silence Day

VIVAnews - Terinspirasi dari hari raya Nyepi di Bali, kumpulan organisasi lingkungan hidup mengkampanyekan aksi World Silence Day (WSD) di wilayah Kuta dan sekitarnya. Agar diakui dunia, lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu mengumpulkan tanda tangan pengunjung yang lalu lalang di jalan Legian – Kuta dan Jalan Pantai Kuta - Bali.

World Silence Day merupakan peringatan pemanasan global dengan mengurangi pemakaian emisi. Salah satu hal dikampanyekan adalah tidak menggunakan kendaraan bermotor selama 4 jam setiap tanggal 21 Maret.

Pengumpulan tanda tangan tidak hanya dilakukan sejumlah LSM seperti Wahana Lingkungan Hidup(Walhi), Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Bali, dan  Bali Organic Assosiation (BOA). Selain di Indonesia, aksi ini juga dilakukan di negara lain seperti Belanda, Australia dan Jerman.

Pemilihan tanggal 21 Maret sebagai hari WSD sendiri, karena pada tanggal tersebut terjadi equinok, yang mana matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa, yang menyebabkan perubahan iklim memanas.

WSD (World Silent Day) sudah berjalan selama 3 tahun sejak tahun 2007, dan cukup mendapat respon positif dari masyarakat dunia. ”Di Bali saja, saat hari raya Nyepi dengan mematikan listrik dan tanpa aktivitas selama 24 jam, dapat mengurangi emisi sebanyak 20 ribu ton, " kata Herni Frilia Hastuti, volunteer WSD dari PPLH Bali, Sabtu 6 Maret 2010.

Jika dilakukan dengan tidak berkendara sepeda motor ataupun mobil, mematikan listrik dan benda-benda elektronik dilakukan di seluruh dunia, maka akan berdampak mengurangi emisi dan mengatasi global warming.

”Saya setuju dengan adanya WSD, karena perubahan iklim di dunia ini selalu berganti ganti, kadang dingin dan kadang panas yang berlebihan, saya tidak tahan.” Ungkap Zuolikova salah satu pendukung WSD asal Rusia.

Kampanye WSD tahun ini pun akan berlangsung hingga 21 Maret 2010, dengan menargetkan 10.000 tanda tangan. Target jangka panjang, LSM ini berharap tanda tangan dapat mencapai 10 juta tanda tangan, untuk di ajukan ke PBB dan berharap dapat di akui sebagai hari dunia.

Laporan: Peni Widarti | Bali

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok
Sapi Albino Ko Muang Phet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024