Saluran Air Senilai Rp 3 Miliar Mangkrak

Surabaya Post - Pembangunan normalisasi saluran air yang melintasi Kecamatan Kedungwaru dan Kecamatan Kota Tulungagung, diprotes warga lantaran proyek tersebut dibiarkan sejak penggalian tiga bulan silam.

Warga sudah melaporkan kepada kepala desa setempat. Namun, hingga kini belum ada tanggapan mengenai proyek sepanjang 3.785 meter dengan lebar 1,5 meter itu.

Salah satu warga Desa Ringipitu bernama Prayit menyampaikan, aktivitas warga terganggu dan banyak warga yang terserang demam berdarah. "Saat ini banyak warga yang terserang DB. Biasanya, sarang nyamuk ada di galian yang tidak jelas juntrungannya seperti ini,” ujar dia, Jumat 5 Maret 2010.

Warga lain bernama Andik juga menyimpulkan hal yang sama, karena tidak segera dibangun, bekas galian itu kini banyak yang tertimbun longsoran tanah.

"Galian tersebut kini berubah menjadi tempat ngendon air hujan dan limbah. Daripada digali tapi dibiarkan mangkrak, lebih bagus tidak usah digali. Dibiarkan seperti dulu sehingga tidak menimbulkan masalah baru dan memicu protes masyarakat," kata tokoh pemuda Kelurahan Kepatihan ini.

Sementara itu, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Dinas PU Pengairan dan Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Tulungagung, Supenuh, membenarkan jika masyarakat memprotes galian yang melintasi Desa Bangoan, Tunggulsari serta Kelurahan Kepatihan dan Bago Kecamatan Kota ini.

Karena sejak digali pada Nopember 2009, hingga kini baru sebagian atau sekitar 100 meter yang terselesaikan. Menurut Supenuh, saluran sepanjang 3.785 meter itu dibiayai dana APBD II sebesar Rp 3 miliar dengan sistem swakelola.

Dana yang dikucurkan baru sekitar Rp 320 juta. Meski penggalian saluran sudah tuntas, karena terbentur dana, akhirnya terkesan dibiarkan saja. Rencananya sekitar April mendatang akan dilanjutkan jika dananya cair.

"Proyek tersebut semula digarap Dinas PU Binamarga dan Ciptakarya. Namun saya tidak tahu kenapa kemudian dipercayakan ke Dinas Pengairan dan ESDM. Mungkin lantaran akan ada lomba Adipura beberapa waktu lalu," jelasnya.

Disinggung masalah protes warga, Supenuh malah senang. Beberapa hari lalu Kades Tunggulsari, Ir Triko Irianto, juga ke Kantor Pengairan untuk membicarakan masalah saluran itu.

Jokowi Launches Permanent Housing After Disaster in Central Sulawesi

"Protes warga itu bagus. Kalau Bupati Ir Heru Tjahjono merasa risih dengan protes, dana untuk pembangunan saluran itu mungkin akan segera cair," harap Supenuh.

Sesuai rencana normalisasi saluran itu akan dibangun secara bertahap. Semula, saluran akan ditalut di bagian pinggir jalan raya.

Namun diprotes para Kepala Desa maupun Kelurahan. Mereka minta bagian pinggir saluran  ditalut, biar tampak bagus.
Selain itu mereka juga minta sekitar 79 jembatan di depan rumah warga ukurannya dua meter. Padahal rencananya hanya satu meter.

Saat didesak kapan tuntasnya pembangunan saluran itu, Supenuh tidak berani memastikannya.

"Saya yakin bangunan mesti selesai tapi secara bertahap. Tahun ini saja, setelah April ia akan mengajukan lagi dana. Itupun cuma sebagian dan belum tuntas," jelasnya.



Tamara Bleszynski

Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah

Tamara Bleszynski mengungkap anaknya tersebut ditabrak orang tak bertanggung jawab tepat di depan rumahnya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024