Indonesia Butuh Rp 170 T

SURABAYA POST - Target pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 5,5% sulit tercapai bila pemerintah hanya mendorong peningkatan investasi sebesar 7%. Harusnya, investasi terutama direct invesment harus mampu naik di atas 10% atau menjadi sebesar Rp 150 triliun-Rp 170 triliun.

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

“Tahun 2009 total investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 135 triliun. Kalau tahun ini ditargetkan naik 7% hanya menjadi sekitar Rp 144,5 triliun. Itu masih kurang bila kita ingin mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5%,” ujar Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef), M Ikhsan Modjo, Rabu (3/3).

Berdasarkan catatan Ikhsan Modjo, selama dua bulan terakhir tahun ini. Investasi di tanah air mengalami peningkatan utamanya dari investor ’koboi’ asal Asia Timur. Indonesia berpotensi menarik investasi dari Asia Timur lebih banyak, dengan meningkatkan stimulus terutama perbaikan dan pengadaan infrastruktur. ”Kasarannya, investor koboi ini berani menanam investasi di negara perang, apalagi Indonesia yang relatif aman. Jadi kalau iklim investasi bagus dan infrastruktur siap, mereka pasti berduyun-duyun masuk,” katanya.

Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

Terkait sektor yang potensial untuk menarik investor, bidang berbasis sumber daya alam (SDA) masih menjadi pilihan. Tahun ini pertambanagn dan pertanian akan menjadi tujuan utama, mengingat tren peningkatan harga komoditi di pasar dunia.

Mengenai imbasnya kasus Bank Century terhadap iklim investasi di Indonesia, menurutnya hal itu tidak terlalu berpengaruh. Sebab, relevansinya tidak ada karena persoalan investasi bukan diputuskan orang per orang melainkan melibatkan institusi.

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

Terkait kerjasama dengan negara maju untuk melakukan investasi langsung, Indonesia masih lemah karena belum memiliki 'Chief Negotiaton' dalam mengatur alur investasi investor asing. ”Menteri Perdagangan tak mungkin mengurusi ini. Seperti saat kunjungan Barrack Obama yang direncanakan bulan ini, kalau Indonesia pasif ya tidak ada imbas positifnya,” katanya.

Melihat kondisi itu, mestinya pemerintah mencari orang tepat untuk posisi tersebut. Minimal, orang tersebut paham potensi-potensi semua sektor di Indonesia. Termasuk mana yang layak ditawarkan dan mana yang harus dilindungi untuk kepentingan rakyat.

Selain terpisah, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan berjanji meneruskan perjuangan penerapan kebijakan tax holiday (insentif pajak) bagi investor. Menurutnya tax holiday diperlukan agar Indonesia tidak tertinggal dengan negara-negara pesaing seperti China yang menerapkan pola yang sama.

Laporan Widyawati | Surabaya Post

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya