SURABAYA POST – Penanganan dampak bencana semburan Lumpur Sidoarjo (Lusi) ternyata tidak murah. Untuk mengoptimalkan aliran lumpur ke arah selatan, ke Sungai Porong saja pemerintah harus mengeluarkan dana Rp 55 miliar.
“Itu untuk pengadaan 4 unit dredger dan 4 unit booster baru,” tutur Karyadi, Deputi Bidang Infrastruktur BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo).
Karyadi melanjutkan, 4 unit dredger dan 4 unit booster yang dipesan dari PT Hamson Pelita, Bekasi itu akan digunakan untuk menyedot lumpur dari kawah utama kemudian mengalirkannya ke Sungai Porong. Di bagian lain dia mengungkapkan, pemerintah telah menganggarkan dana Rp 1,2 triliun untuk membiayai penanggulangan bencana Lumpur Sidoarjo selama 2010. Dana yang dianggarkan itu untuk membiayai kegiatan penanggulangan baik di bidang sosial, infrastruktur, maupun operasional.
Biaya penanggulangan dampak bencana semburan Lumpur Sidoarjo itu memang sangat besar. Sebagai perbandingan, anggaran pendapatan Sidoarjo dalam APBD 2010 diplot Rp 1,4 triliun. Kemudian anggaran belanjanya mencapai Rp 1,5 triliun.
Namun menurut Basuki Hadimuljono, mantan Ketua Tim Nasional Lumpur Sidoarjo yang kini menjabat Irjen Inspektur Pekerjaan Umum Depertamen Pekerjaan Umum, anggaran penanggulangan dampak bencana semburan Lumpur Sidoarjo itu tidak terlalu besar. Sebab anggaran yang terserap tidak sampai 100 persen.
“Berdasarkan catatan kami, pada 2007, 2008, dan 2009 rata-rata cuma terserap 60 persennya saja. Dalam 3 tahun itu, rata-rata dianggarkan Rp 1 triliun lebih per tahun,” kata Basuki, dikonfirmasi Minggu (31/1). “Itu karena banyak kegiatan yang tidak terlaksana. Misalnya, proyek relokasi infrastruktur Porong. Coba, kapan itu dianggarkan. Kan sudah lama,” imbuhnya.
Sementara itu, rombongan Menteri Djoko Kirmanto Sabtu (30/1) terpaksa melakukan peresmian dredger dan booster secara in absentia. Sebab, dredger unit booster pesanan BPLS itu belum tiba di lokasi.
Deputi Bidang Operasional BPLS, M. Soffian Hadi mengatakan, sesuai rencana, Sabtu (30/1) itu 2 dari 4 unit dredger, dan 2 dari 4 unit booster yang dipesan BPLS itu seharusnya sudah tiba di lokasi. “Ya, sebab katanya sudah berangkat dari Bekasi sejak Selasa (26/1) lalu. Tapi mungkin ada kendala teknis pengangkutan,” ujarnya.
Lebih lanjut geolog dari UPN Jogjakarta itu mengatakan, 4 dredger dan 4 booster yang masing-masing berkekuatan sedot 0,6 meter kubik per detik itu dijadwalkan tiba seluruhnya di lokasi 20 Februari. Begitu tiba di lokasi, pengoptimalan aliran lumpur ke Sungai Porong sudah dapat dimulai.
Laporan: Satriyo Eko Putro
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Apresiasi terhadap keberhasilan Timnas Indonesia U-23 yang lolos dari fase grup dan melaju ke perempat final Piala Asia U-23 terus bermunculan. Salah satunya dari pelatih
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong mengungkapkan keinginannya jelang laga kontra Korea Selatan U-23 di perempat final Piala Asia U-23, Qatar.
Perempat Final! Shin Tae-yong Masih Belum Move on dari Kekalahan Timnas Indonesia U-23 Lawan Qatar
Gorontalo
14 menit lalu
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong belum juga melupakan kekalahan timnya saat bersua Qatar di laga perdana Grup A meski sudah lolos perempat final.
Khofifah Dianugerahi Satylancana Karya Bhakti Praja Nugraha, Satu-satunya untuk Gubernur
Jatim
16 menit lalu
Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa menerima anugerah Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden Jokowi di Hari Otoda ke 28.
Selengkapnya
Isu Terkini