Pipa Pertagas Membahayakan Ribuan Buruh

SURABAYA POST - Proyek relokasi jaringan pipa gas PT Pertamina Gas (Pertagas) dari kawasan terdampak Lumpur Sidoarjo ke sisi utara Avfour (saluran) Kedungguling, Desa Bligo, Kecamatan Candi, meresahkan ribuan pekerja pabrik sepatu PT Ecco Indonesia.

Personal Manager Ecco, Elly Sandra L Kandow, mengungkapkan, lokasi proyek tersebut sangat berdekatan dengan lokasi pabrik, sedangkan PT Pertagas tidak pernah memberikan jaminan keselamatan yang pasti.

“Apa jadinya kalau pipa gas itu meledak lantas mengenai karyawan kami yang jumlahnya lima ribu orang, dan aset perusahaan yang nilainya Rp 600 miliar,” tuturnya.

Sambil menunjukkan lokasi jaringan pipa Pertagas, Elly mengatakan, jaraknya hanya tiga meter dari tembok terluar sisi selatan pabrik PT Ecco.

Terpopuler: Deretan Negara Bantu Israel, Pendeta Gilbert Dilarang ke Makassar hingga Iran Diserang

Sementara itu, di sisi utara tembok tersebut terdapat sejumlah bangunan PT Ecco berupa gedung produksi, gedung cutting dies, instalasi pengolah limbah, dan kantin utama yang biasa digunakan lima ribu pekerja saat istirahat.

Selain gedung-gedung tersebut, terdapat pula rumah listrik yang berisi empat mesin qubical, dua trafo, dua LPMD, genset berkekuatan lima ribu KVA, dan gardu PLN yang berkekuatan 5.540 KVA.

Jaringan pipa itu sendiri ditanam dalam saluran terbuka yang berisi air, sehingga tidak terlihat dari luar. Di sekitar saluran tersebut tidak dijumpai secuil pun peringatan ada jaringan pipa gas bertekanan tinggi.

Lebih lanjut Elly mengungkapkan, sebelum proyek dimulai pihaknya tidak mendapat pemberitahuan serta penjelasan detail tentang spesifikasi proyek. “Tahu-tahu sudah ada pekerjaan penggalian di sebelah selatan tembok pabrik PT Ecco, sekitar September 2009,” ujarnya.

Elly sudah berupaya menanyakan kepada PT Elnusa selaku pelaksana proyek, namun tidak mendapat jawaban. “Tiba-tiba saja kami mendapat surat pemberitahuan ada pekerjaan galian pipa gas,” ungkapnya.

Baru beberapa lama kemudian PT Ecco mendapat penjelasan bahwa jaringan pipa tersebut terdiri atas pipa-pipa berdiameter 28 inchi yang mengalirkan gas metan kering dengan tekanan maksimal 2.200 psi.

PT Pertagas, kata Elly, pernah berujar PT Ecco tidak perlu khawatir sebab gas metan kering yang dialirkan melalui jaringan pipa itu hanya bertekanan 450 psi.

Masalahnya, tidak ada jaminan tertulis jika terjadi bencana ledakan seperti yang pernah menimpa jaringan pipa itu saat berada di kawasan terdampak Lusi, beberapa tahun silam.

“Kami cuma diberi surat pernyataan bermeterai Rp 6 ribu bahwa PT Pertagas akan bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan. Tapi tidak dijelaskan nilai kompensasi yang diberikan untuk karyawan kami yang cacat atau meninggal, juga tidak disebutkan nilai ganti rugi untuk aset kami yang rusak,” beber Elly.

Dia melanjutkan, pihaknya sudah mengadukan masalah itu ke DPRD Sidoarjo sebagai upaya mendapatkan jaminan keselamatan maupun ganti rugi jika terjadi bencana.

Pihak legislatif pun merespon dengan menggelar rapat antara Komisi A (bidang hukum dan pemerintahan), Komisi C (bidang pembangunan), dan PT Pertagas, Kamis 14 Januari 2010.

Sayangnya, rapat tersebut digelar tertutup sehingga mengesankan ada sesuatu yang disembunyikan. “Biasanya (pintu ruang rapat) nggak pernah dikunci, nggak tahu, ini kok dikunci dari dalam,” kata salah seorang staf dewan. 

Laporan: Satriyo Eko P

Ramalan Zodiak Sabtu 20 April 2024, Sagitarius: Hati-hati dengan Teman Dekat
Gerakan olahraga russian twist

Terpopuler: Negara Tanpa Malam hingga Olahraga Ringan Setelah Lebaran

Round-up kanal Lifestyle pada Jumat, 19 April 2024. Salah satunya tentang deretan olahraga ringan yang bisa dilakukan setelah lebaran.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024