Jasad Didoakan Agar Bangkit

Suster Itu Mati Setelah 35 Hari Puasa Penuh

VIVAnews - Kematian Eni Juner, wanita yang menjalani ritual puasa di rumah kontrakannya meninggalkan kekhawatiran pada pemilik rumah dan warga sekitar.

Siapkan Tenaga Kerja yang Kompeten, Kemnaker Ajak Jepang Investasi Pelatihan Bahasa

Kesan seram masih membuat takut warga Jalan Pondok Randu RT 4 RW 02, Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.

"Orang pasti takut ngontrak di situ," ujar pemilik kontrakan, Hj Rohayah, istri H Muhammad, Senin 11 Januari 2010.

Eni yang bekerja sebagai suster di Gereja Bethel Semanan, Taman Semanan Indah, Duri Kosambi, Cengkareng itu meninggal setelah melakukan ritual puasa mutih selama 34 hari.

Harusnya ritual puasa mutih itu akan dilakukan selama 40 hari. Namun, Eni meninggal pada hari ke 34, Selasa 5 Januari 2010.

Tiga rekan korban, Ani Minarti, Ellyzabeth, Tita Wahyu Arinda dan Andri, baru melaporkan kematian Eni kepada Ketua RT 4, pada hari kelima kematiannya, Sabtu 9 Januari 2010.

Menurut informasi Ketua RT setempat, Rohmat yang diterima dari Ellyzabeth, mereka bertiga sepakat untuk tidak menguburkan Eni karena mereka meyakini kalau didoakan setiap hari, pada hari kelima rekannya itu akan hidup kembali.

Ritual puasa mutih selama 40 hari itu dilakukan para pendoa orang sakit itu untuk membersihkan diri dari dosa-dosa. Puasa mereka itu juga bertujuan untuk tolak bala dan mendoakan agar bangsa Indonesia terhindar dari malapetaka pada tahun 2010 ini.

Selama menjalani ritual puasa, mereka hanya makan sekali dan mandi sekali pada pukul 03.00 dini hari.

Rupanya wanita asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah itu tidak kuat hingga sempat mengalami sakit perut, muntah dan kejang-kejang.

Kendati demikian, Eni tetap melanjutkan ritual puasa hingga akhirnya meningal di hari ke-34. Ritual puasa mutih itu dipercaya bisa mengantarkan mereka ke Inggris dan Vatikan untuk perjalanan secara rohani.

Dia menyebut sebagian orang Jawa juga ada yang mempercayai hal ini, istilah yang diberikan adalah ngrogoh sukmo. Ketika Eni meninggal dunia, Ani Minarti mengaku mendapatkan wahyu. Bahwa Eni bisa dibangkitkan lagi jika didoakan.

Keyakinan mereka itu tidak terbukti, tapi tubuh Eni semakin membengkak dan membusuk serta mengeluarkan bau bangkai yang sangat menyengat.

Bau bangkai ini juga membuat tetangga korban merasa tertanggu. Akan tetapi, mereka tidak menduga bau tersebut adalah mayat Eni juner.

“Kami pikir itu bangkai kucing atau tikus, tapi kami cari-cari tidak ketemu,” kata Rohmat.

Sosok Pria yang Ikut Terseret Kasus Narkoba Chandrika Chika, Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Rohmat dan Murni istrinya mengaku tidak bisa tidur karena kematian Eni yang terbilang aneh itu. "Setelah kejadian saya sulit tidur,” ujar Rohmat yang juga ketua RT, yang rumahnya tepat di depan kontrakan Eni.

Laporan: Rukhyat Soheh| Jakarta Barat

Gelandang Timnas Indonesia U-23, Marselino Ferdinan

Apa Jadinya Jika Timnas Indonesia U-23 Ketemu Israel di Olimpiade 2024?

Keberhasilan Timnas Indonesia U-23 lolos ke perempat final Piala Asia U 23 menjadi satu catatan sejarah manis. Indonesia berpeluang tampil di Olimpiade 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024