Rusa Timor Leste Ditangkarkan di Blitar

Surabaya Post - Penangkaran rusa jenis Timorenses dari negara Timor Leste oleh Perhutani dan Pemkab Blita kini terus berkembang. Rusa yang awalnya hanya 32 ekor kini menjadi 137 ekor.

Areal penangkarannya dibuat hampir sama dengan habitat aslinya, di hutan belantara. Rusa tersebut ternyata memasukkan pendapatan asli daerah (PAD). Benarkah?. 

Lokasi penangkaran yang didirikan oleh mantan Bupati Blitar almarhum Imam Muhadi 1999 hingga 2000, rusa berkembang biak dengan baik. Luas arealnya tujuh hektar di Dusun Jatilengger, Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Agar rusa tidak lepas, di sekeliling areal diberi pagar besi setinggi dua meter. 

Tempat penangkaran rusa itu kini juga berfungsikan sebagai tempat wisata alam, seperti outbound dan juga tempat rekreasi bagi keluarga serta sekolah, mulai dari TK sampai SD.

Rusa yang awalnya hanya 32 ekor ini sudah berjumlah 137 ekor. Walaupun rusa berkembang biak secara baik, namun perawatan kesehatan juga tetap dijaga.

"Termasuk kebutuhan makanan rumput yang segar dan vitaminnya," kata Yuliati, salah satu pegawai penangkaran rusa, yang sudah mengabdi delapan tahun sebagai karyawan honorer Perhutani, Senin, 11 Januari 2010.

Untuk merawat kesehatan rusa, terutama jika sakit, Perhutani tidak mempunyai dokter khusus yang bertugas memantau sekaligus memeriksa kesehatan rusa. "Jika ada rusa yang sakit, solusinya bukan ke dokter tapi penyembuhan melalui cara alternatif, misalnya memanfaatkan obat tradisional atau jamu," ujarnya.

Rusa di penangkaran tersebut hidupnya juga dengan cara berkelompok, bukan soliter (menyendiri). Mereka hidup di bawah rindangnya pohon Mahoni (homogen). Meski hidup di tempat yang luas dan bebas namun sesekali mendekat pengunjung, terutama jika mereka membawa rumput segar. 

Diakui Yuliati, bahaya yang paling rawan pada rusa tersebut adalah kedinginan. Sebab, sesuai dengan habitatnya, rusa jika malam hari bersembunyi di semak untuk menghindari rasa dingin malam dan sekaligus menghindari incaran predator.

"Namun yang terjadi di sini beda. Hewan itu justru tidur di alam terbuka. Apalagi jika musim kawin tiba, pasti sering terjadi perkelahian sesama rusa jantan. Kadang juga sampai mati. Untuk menghindari kematian rusa akibat musim kawin, dibuatkan areal khusus sehingga terhindar dari perkelahian," jelas dia.

Penangkaran yang berfungasi sebagai tempat wisata, rata-rata dikunjungi hampir 300 orang setiap harinya. Tiket masuknya Rp 2.000 untuk orang dewasa dan Rp 1000 untuk anak-anak. Di areal itu, untuk menghindari kebosanan, juga dilengkapi tempat makan dan minum serta permainan anak-anak.

"Biasanya, kalau hari minggu atau liburan panjang, pengunjung bisa mencapai seribu orang lebih. Mereka ini, selain dari Blitar juga dari Tulungagung, Kediri , Malang hingga Trenggalek," ujar dia.

PAD dari sektor wisata alam ini, tambah dia, juga lumayan tinggi. Dalam setahun PAD dari tiket masuk bisa mencapai Rp 36 juta. Demi meningkatkan PAD dan merawat rusa agar lebih bagus dari sekarang, diperlukan tim dokter untuk rusa. Selain itu juga menambah pegawai. "Sekarang ini hanya tiga orang saja," tutur Yuliani.


Laporan: Tri Iwan Widhianto | Surabaya Post

Jasa Raharja Serahkan Santunan untuk Ahli Waris Najwa Devira, Korban Laka Tol Cikampek
Ketua TKN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid didampingi Deputi Kanal Media TPN Ganjar Mahfud, Karaniya Dharmasaputra saat jumpa pers di Solo

Bamsoet Sebut Ketua TPN Ganjar-Mahfud Bakal Sowan ke Prabowo

Waketum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan Ketua TPN Ganjar-Mahfud Arsjad Rasjid akan bersilaturahmi menemui calon Presiden pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024