Air PDAM Surabaya Tercemar

SURABAYA POST -- Warga Surabaya diimbau tidak menggunakan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya untuk memasak. Pasalnya, air itu berwarna cokelat, berbau amis, dan tercemar. Imbauan itu diungkapkan sendiri oleh Kepala Bagian Humas PDAM Surabaya, Drs Sunarno, Kamis (17/12).

“Kami mengimbau seluruh pelanggan PDAM agar sementara waktu tidak mengonsumsi air kami untuk dimasak. Imbauan ini berlaku selama air masih berbau dan berwarna,” kata Sunarno.

Penuturan Sunarno dibenarkan para pelanggan PDAM. Menurut Setyaningsih, pelanggan PDAM di daerah Kertajaya, air di rumahnya berwarna cokelat dan berbau amis. Hal yang sama diungkapkan Samsul, pelanggan PDAM di kawasan Rungkut. “Saya terpaksa mengecilkan debit kran dan memberinya saringan. Itu pun masih terasa kotor dan bau,” kata Setyaningsih, Kamis (17/12).

PDAM meminta pelanggan bersabar hingga kualitas air yang dialirkannya memenuhi syarat Keputusan Menteri Kesehatan No.907/2002. Berdasar Kepmenkes tersebut, air layak dikonsumsi bila secara fisika tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak Tercemarnya air PDAM ini akibat shock loading (pencemaran dalam kuantitas tinggi secara tiba-tiba) di Kali Surabaya sejak 15 Desember atau ketika hujan deras terjadi di bagian hulu Sungai Brantas. Kali Surabaya adalah sumber bahan baku air PDAM Surabaya.

“Terjadi shock loading polutan yang berasal dari buangan industri maupun limbah rumah tangga, seperti buangan drainase dari Gunungsari akibat tambahan debit air hujan. Pada tanggal 15 Desember 2009 mulai pukul 08.00 WIB terlihat ada pencemaran air PDAM dengan indikator tingginya bahan organik,” ungkap Sunarno.

Akibat pencemaran itu Instalasi Pengolah Air Minum (IPAM) Ngagel I, II dan III tidak mampu menghasilkan air yang layak dikonsumsi. Sisa khlor air produksi hanya 0 ppm, mengindikasikan polutan bahan organik dalam air baku cukup tinggi.

Masyarakat memang harus waspada. Apalagi menurut Kepala Divisi dan Sumber Air IV Perum Jasa Tirta 1 Jatim, Widyo Parwanto, bakteri coli di air baku cukup tinggi. Dengan teknologi lama yang dimiliki PDAM sementara produksinya sangat besar, bakteri coli tak bisa dinetralisasi sepenuhnya.

Gerindra Perkenalkan Dedi Mulyadi Kandidat dalam Pilkada Jabar

Laporan: Purnomo Siswanto

Reaksi Chiharu Shida usai Jepang kalah di semifinal Uber Cup 2024

Tangis Chiharu Shida Usai Jepang Gagal ke Final Uber Cup 2024

Chiharu Shida tak kuasa menahan tangis setelah Jepang gagal ke final Uber Cup 2024. Mereka dikalahkan oleh China di babak semifinal dengan kedudukan 0-3.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024