"Larangan 'Balibo' Murni Wewenang LSF"

VIVAnews - Film 'Balibo' batal tayang perdana di Jakarta. Film kontroversial yang mengisahkan tewasnya lima wartawan asing di Timor Leste itu dilarang tayang oleh Lembaga Sensor Film (LSF).

Film yang disutradarai Rob Conolly itu diangkat dari kisah terbunuhnya lima wartawan asing di Balibo, wilayah perbatasan di Timor Leste pada tahun 1975.

Lima wartawan asal Australia, Selandia Baru, dan Inggris itu adalah Greg Shackleton, Brian Peters, Malcolm Rennie, Gary Cunningham, dan Tony Steward. Kelima wartawan asing itu tewas saat tengah meliput masuknya tentara Indonesia ke Timor Leste, yang kala itu masih bernama Timor Timur.

Pemerintah Indonesia mengatakan, kelimanya tewas karena terjebak di medan peperangan. Namun, pada 2007, pengadilan koroner di negara bagian Australia, New South Wales, mengatakan, bahwa hasil investigasi menunjukkan, kelima wartawan tersebut dibunuh oleh tentara Indonesia.  

Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan, larangan tayang film 'Balibo' di Indonesia adalah murni kewenangan LSF. Departemen Luar Negeri tak akan mencampuri masalah itu. "Larangan itu murni wewenang LSF," ujarnya.

Ia tak tahu alasan LSF melarang penayangan film itu di Indonesia. "LSF pasti sudah punya kriteria mengapa film itu dilarang, mungkin agar tak membangkitkan luka lama," ujar Faiza.

Ia mengatakan, sejauh ini tak ada intervensi apapun dari pemerintah Australia terkait larangan itu. "Saya kira kasus itu juga tak akan sampai mengganggu hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia," ujarnya.

Keutamaan Mengamalkan Asmaul Husna di Bulan Ramadhan
Dok. Istimewa

Menteri AHY Janjikan Ini soal Pengadaan Lahan untuk Proyek Strategis Nasional

Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berkomitmen terus mendukung percepatan pengembangan PSN.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024