Manusia Hobit di Flores, Spesies Baru?

VIVAnews - Sebuah fosil kerangka kecil 'hobit' ditemukan di Liang Bua, sebuah gua kapur di Flores, sekitar tahun 2003.

Diperkirakan berusia 18.000 tahun, fosil kerangka yang ditemukan jauh lebih kecil ketimbang ukuran manusia normal.

Selain fosil tersebut, di Liang Bua juga ditemukan fosil tikus raksasa sebesar kucing, gajah kerdil yang disebut stegodon, dan fosil Komodo, yang masih ditemukan di beberapa wilayah Flores.

Selain itu juga ditemukan alat-alat yang terbuat dari batu, sama halnya yang dipakai manusia purba Homo erectus. Hanya, alat yang ditemukan di Liang Bua berukuran jauh lebih kecil.

Fosil wanita yang ditemukan di Liang Bua itu lantas diumumkan sebagai spesies manusia baru, Homo floresiensis 'alias manusia dari Flores'. Namun, penyebutan fosil sebagai manusia baru itu masih menuai kontroversi.

Seperti dimuat laman Sydney Morning Herald, Kamis 19 November 2009, para ilmuwan masih menyatakan 'hobbit' yang ditemukan sebagai spesies yang belum diketahui.

Masih diperdebatkan apakah Homo floresiensis adalah spesies baru nenek moyang kita atau manusia purba yang menderita kelainan genetika yang membuatnya bertubuh mini.

Studi terbaru atas penemuan hobit wanita yang dilakukan dua ilmuwan Amerika Serikat , William Jungers dan Karen Baab memperkuat teori bahwa Homo florensiesis adalah spesies nenek moyang manusia bukan diakibatkan penyakit.

Studi yang dimuat di majalah Britain's Royal Statistical Society Desember lalu, didasarkan pada pengamatan kerangka dan tulang. Sehingga bisa diperkirakan ukuran hobbit tersebut, kira-kira tingginya 106 centimeter dan beratnya 30-35 kilogram.

Selain ukurannya yang kecil, ukuran kepala fosil tersebut juga jauh lebih kecil dibanding ukuran kepala normal manusia. Sebagian ahli mengatakan ukuran otak kecil diakibatkan kelainan.

Namun, teori itu dibantah Jungers dan Baab. Kata mereka ukuran otak tak bisa digunakan untuk menjustifikasi kecerdasan mahluk itu. Apalagi, dari tengkorak kepala bisa diketahui mahwa 'hobit' tersebut jauh berbeda dengan otak kera, meski ukuran mereka hampir sama.

Lembaga Penelitian Australia memberikan dana penelitian untuk lima tahun sehingga Jungers dan para ilmuwan Australia dapat melanjutkan kerja mereka menentukan status hobit tersebut.

"Kami akan fokus menemukan kerangka lain," kata Jungers.

"Jika kita menggali dan menemukan Homo erectus di lokasi yang sama, teori bahwa tubuh yang kecil dikarenakan kelainan genetika akan lebih diakui."

Namun, jika di sana kami menemukan kerangka kerangka hobit, hipotesa kami bahwa ada spesies manusia yang lebih tua dari Homo erectus, lebih kuat," tambah dia.

Persebaya Bertekad Bangkit Lawan Persib
Konsumen menunjukkan emas batangan yang dibelinya di Butik Emas Logam Mulia, Gedung Aneka Tambang, Jakarta.

Bikin Silau, Harga Emas Antam Kembali Tembus Rekor Tertinggi

Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dibanderol seharga Rp 1.347.000 per gram pada hari ini, Sabtu 20 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024