Bangun Pos Satpam, Sekolah Bebani Wali Murid

SURABAYA POST – Di tengah kian mahalnya biaya pendidikan, masih saja ada sekolah yang gemar menarik iuran orangtua murid. Dan celakanya, seringkali pungutan itu dilakukan dengan meminjam tangan komite sekolah.

Itu terjadi di SMPN 06 Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Malang. Sekolah ini menarik iuran Rp 200 ribu bagi siswa kelas 7. Akibatnya, orangtua murid yang merasa tidak pernah dilibatkan dalam kebijakan tersebut protes.

Dhani, wali murid kelas 7 menilai, pungutan itu sangat memberatkan. Apalagi kebijakan komite sekolah diambil tanpa meminta pendapat wali murid lebih dahulu. “Tidak pernah ada rapat khusus membahas pungutan, semestinya komite meminta pendapat kita lebih dahulu sebelum memutuskan kebijakan,” ujar Dhani, Kamis (19/11).

Kebijakan komite sekolah dituangkan dalam surat edaran yang menyebutkan wali murid kelas 7 dikenai iuran Rp 200 ribu dan diperbolehkan mengangsur 4 hingga 5 kali. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan pagar dan pos satpam sekolah.

Kepala Sekolah SMPN 06 Giripurno, Yusuf Bambang Trianto mengatakan, kebijakan memungut biaya adalah keputusan wali murid lewat komite sekolah. Namun karena komite bertekad melaksanakan pembangunan itu dan berani bertanggungjawab, pihak sekolah pun tidak mempermasalahkan.

Laporan: Zainul Arifin

Neta Pamer Mobil SUV Baru Rp200 Jutaan
Masjid Ibrahimi di Hebron

Israel Tutup Masjid Ibrahimi di Kota Hebron karena Dipakai Umat Yahudi untuk Paskah

Masjid Ibrahimi, salah satu situs paling suci dalam keyakinan umat Islam, kini ditutup bagi para penganutnya yang ingin beribadah. Keputusan ini diambil karena Israel.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024