PWNU Jatim:

Jangan Nilai Film Dari Perspektif Agama Saja

SURABAYA POST - Kalangan ulama berbeda pendapat tentang film 2012. Kalau Ketua MUI Kabupaten Malang, Mahmud Zubaidi, menyebut film itu menyesatkan masyarakat, Ketua PW NU Jatim KH Mutawakkil Alallah menilai film tak bisa hanya dilihat dari perspektif agama saja.

Mahmud Zubaidi mengaku belum melihat film itu. ”Namun bila benar filmnya berisi keyakinan kiamat terjadi pada 2012, itu sudah salah. Film yang salah sama sekali tidak mendidik masyarakat," ujar Mahmud saat dihubungi di Malang, Selasa (17/11).

Dia menambahkan, imbauan tidak melihat film ini lantaran isi film yang sangat salah. Kesalahan pada film ini adalah melangkahi kekuasaan Tuhan, yakni berani menyatakan kapan terjadinya kiamat itu. Pasalnya, sambung Mahmud, menurut ajaran Islam, hari kiamat tidak dapat dipastikan kapan terjadinya karena itu menjadi kuasa Allah SWT.

Seharusnya, lanjut dia, Badan Sensor Film (BSF) lebih teliti mengamati film yang akan ditayangkan di bioskop. Pendapat lain disampaikan KH Mutawakkil Alallah. Dia mengaku menjadwalkan menonton film itu Kamis depan.

Finance Minister, CEO MCC Discuss Transportation Sector Cooperation

"Saya mau komentar banyak kalau sudah melihat filmnya. Saya mau lihat Kamis nanti," ujar Mutawakkil dihubungi melalui telepon Kamis siang.

Namun Mutawakkil menegaskan, sebuah film tidak bisa hanya dilihat dari perspektif agama. Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Probolinggo itu mengatakan, dirinya yakin pembuat film tidak bermaksud meramalkan kiamat. "Itu kan film fiktif yang sifatnya menghibur. Makanya saya ingin lihat sendiri sebelum memberi komentar," ujarnya.

Soal kiamat, kiai penggemar bulutangkis ini menegaskan, tidak ada seorang pun yang bisa meramalkan kiamat. "Apalagi menyebutkan terjadi tahun 2012. Kiamat itu sesuatu yang gaib dan hanya Allah saja yang tahun kapan datangnya," ujarnya.

Meski belum melihat, Mutawakkil sudah bisa menebak jalan ceritanya tidak mirip di Alquran. "Di Alquran, gambaran kiamat jauh lebih dahsyat. Bagaimana mau menggambarkan langit mau runtuh, bumi dibolak-balik dan sebagainya," ujarnya.

Terlepas dari kontroversi film, Mutawakkil mengatakan kiamat itu merupakan proses bagi setiap manusia apakah menuju surga atau neraka. "Proses kiamat kan mulai bangkit dari kubur hingga ditentukan apakah dia mau masuk neraka atau surga," ujarnya.

Ia juga mengatakan kiamat bisa juga dimulai saat seseorang meninggal. “Seperti sabda Rasul, kiamat itu ketika seseorang ditinggakan ajal,” ujarnya.

Dimintai pendapatnya soal haram atau halal, Mutawakkil mengaku tak mau seperti Majelis Ulama Indonesia. “Nggak usah seperti MUI lah,” ujarnya.

Di luar perdebatan ini, film yang dibintangi John Cusack, Danny Glover dan Chiwetel Ejiofor, yang bercerita hancurnya Planet Bumi pada tahun 2012 sesuai ramalan Suku Maya di Amerika Selatan telah meraup keuntungan besar karena menjadi box office begitu ditayangkan mulai Jumat.

Dalam tiga hari penayangan, 65 juta dollar AS dikumpulkan produser. Itu hanya di Amerika Serikat. Di seluruh di dunia, film 2012 diperkirakan menghasilkan 225 juta dollar AS. Dibanding dengan ongkos produksi 200 juta dollar, film ini untung besar baru dalam empat hari hanya dalam waktu 4 hari.

Laporan: Zainul Arifin

Tangkapan layar anggota KPU RI Idham Holik saat rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024.

KPU Akan Batasi Maksimal 600 Pemilih Per TPS untuk Pilkada 2024

Anggota KPU RI Idham Holik mengatakan, jumlah surat suara Pilkada 2024 lebih sedikit daripada Pemilu 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024