Kabut Asap, Kualitas Udara di Palembang Memburuk

Bencana kabut asap menutupi Sungai Musi Palembang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA.co.id - Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi selama beberapa waktu ini membuat kualitas udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan memburuk. Tercatat, selama sepekan ini kepekatan sudah melebihi 150 mikrogram per meter kubik atau dengan kata lain sudah melebihi ambang baku yang seharusnya di bawah 150 mikrogam.

"Udara di Palembang sudah tidak sehat. Dinas terkait harus mengeluarkan instruksi untuk masalah kesehatan udara ini, termasuk juga untuk anak-anak sekolah," ujar Kasi Observasi dan Informasi BMKG Kenten Palembang Indra Purna, Selasa, 1 September 2015.

Buruknya kualitas udara itu, menurut Indra, tak hanya terjadi di pagi hari, namun terjadi hampir sepanjang hari.

"Untuk siang memang murni, begitu pula dengan sore. Hanya pagi yang ada campuran antara kabut asap dan kabut haze," katanya.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Mengancam transportasi

Menurut Indra, bencana yang menyelimuti Palembang memang sudah mengkhawatirkan. Saat ini bisa saja seluruh aktivitas transportasi bisa terdampak akibat terbatasnya jarak pandang.

Dari data mereka, setiap pagi dan sore, di Palembang jarak pandang kini sudah di bawah satu kilometer. "Hanya siang hari jarak pandang cukup normal, meski tetap diselimuti kabut asap murni," katanya.

Sebab itu, pihaknya mengimbau kepada pemerintah setempat untuk memberikan peringatan kepada seluruh penyedia dan pengguna jasa transportasi di wilayah itu.

"Diharapkan pihak terkait memberikan himbauan agar hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan dapat dihindari," katanya.

Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia

Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016