Polri: Perlu Pengawasan Cyber Crime di Indonesia

ILustrasi/Warga negara China melanggar keimigrasian
Sumber :
  • ANTARA/Dhoni Setiawan
VIVA.co.id
Zuckerberg: Kuartal Ini Bagus Berkat Video
- Maraknya kasus cyber crime di Indonesia, membuat polisi harus perlu meningkatkan pengawasan dan keamanan tersebut. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus, Brigadir Jenderal Polisi Victor Edi Simanjutak mengatakan, banyaknya kejadian kejahatan cyber crime yang dilakukan oleh warga negara asing (WNA) di Indonesia, karena minimnya pengawasan.

Sering Dibully, Ahmad Dhani: Saya Jadi Tambah Pintar

"Kalau dia melakukan di sana mereka udah bisa langsung termonitor. Kalau di sini kan enggak, makanya kita membutuhkan
Lima Kritikan Ini Sering Dilontarkan untuk Polisi
cyber security ," ujar Victor, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo III, Kebayoran Baru, Jakarya Selatan, Kamis 27 Agustus 2015.


Oleh karena itu, apabila ada pengguna yang menggunakan telekomunikasi dalam jumlah besar di suatu daerah harus melaporkan, agar bisa dilakukan pengontrolan.


"Ketika ada pengguna telekomunikasi di daerah tertentu dan tidak masuk dalam atau tidak terdaftar di area itu, nah berarti kan tidak betul, kita bisa langsung tahu. Sayangnya, disini kan belum  ada. Tapi kalau di Cina, Taiwan, Hongkong itu ada," paparnya.


Victor menuturkan, bahwa permasalahan ini tidak bisa hanya diselesaikan oleh kepolisian saja, namun harus ada keterkaitan dengan pihak lain.


"Ini tidak bisa ditangani oleh polisi saja. Ini harus komperhensif, harus ditangani oleh Direktorat Jendral Imigrasi, Telekomunikasi, Kementerian Luar Negeri, dan Polri," ujarnya.


Selain itu, polisi sedang melakukan menelusuri apakah dana hasil kejahatan cyber tersebut digunakan untuk membeli narkoba atau tidak.


"Indikasi bahwa kemungkinan perdagangan narkoba ini ditutupi dengan kegiatan penipuan tadi itu (cyber crime). Kemungkinan juga selain itu ada indikasi satu tempat di Indonesia ini digunakan sebagai tempat cuci uang," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya