Tanahnya Banyak, PNS Calon Pimpinan KPK Ini Dicecar Pansel

Wakil Presiden Boediono dan Kepala LKPP Agus Rahardjo
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf
VIVA.co.id
PDIP: Pemimpin Baru KPK Sudah Selesai Urusan Pribadinya
- Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK), mencecar Agus Rahardjo, mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dengan sejumlah pertanyaan terkait Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Basaria Panjaitan, Polwan Pertama Pimpin KPK

Salah seorang anggota pansel mempertanyakan asal usul kekayaan yang dimiliki Agus Rahardjo. Anggota pansel bertanya, dengan latar belakang pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil (PNS), bagaimana caranya Agus memiliki banyak aset berupa tanah di beberapa daerah.
Sekjen Golkar: Kritik Pimpinan Baru KPK Tradisi Jelek


Atas pertanyaan itu, Agus menjelaskan bahwa aset tanah paling luas yang dia miliki saat ini ada di daerah Caring, Jonggol, Bogor Jawa Barat. Tanah tersebut dia beli pada periode tahun 2003-2005, dengan harga Rp3.500 per meter, atau kurang lebih per hektarnya sekitar Rp35 juta.


"Kalau hari ini Rp12 ribu. Itu tanah tidak subur. Saya menanam sering mati karena kekeringan tidak ada air," kata Agus saat mengikut tes wawancara Capim KPK di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin 24 Agustus 2015.


Kemudian, aset tanah lainnya yang Agus miliki ada di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang dan Citra Raya Tangerang yang dia beli pada tahun 1997-1998 lalu sebelum krisis terjadi. Agus membeli tanah di daerah tersebut senilai Rp170 juta, dengan cara mengangsur.


"Masing-masing 1 kavling di BSD dan di Citra Raya Tangerang," ujarnya.


Agus mengaku, semua aset tanah yang dia miliki dibeli dengan menyisihkan uang dari honor menghadiri undangan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di Paris.


"Kan saya dari kurun waktu 2007-2005 diundang OECD 8 kali. Transfernya lewat BCA sebear 6 ribu Euro. Padahal kan hanya 3 hari kita bisa cari tiket murah US$800," papar Agus.


Tak hanya honor dari undangan ke luar negeri yang dia sisihkan untuk membeli aset tanah, tapi Agus yang juga mantan Sekretaris Utama LKPP ini juga menyisihkan dari honor yang dia dapat selama menjadi PNS.


"Di pemerintah kan legal dan umum menerima honor. Yang tahu jeroan saya adalah bendahara LKPP. Dari 4 rekening saya total nilainya 20 juta. Hanya belakangan setelah truk lunas, baru bisa menyimpan uang," terang Agus.

   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya