Mahfud: MK Jangan Mau Ditekan Oleh Kekuatan Apapun

Arief Hidayat Gantikan Peran Mahfud MD
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
Momen Ketua MK Semprot Kuasa Hukum KPU yang Puji-puji Hasyim Asy'ari
- Pada akhir masa jabatannya, mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengaku sangat sedih karena harus meninggalkan lembaga yang telah dipimpinnya selama lima tahun.

Kubu Ganjar-Mahfud Tidak Terima Gugatannya ke MK Disebut Salah Sasaran oleh KPU

"Beberapa hari terakhir saya merasa terharu karena banyak pegawai yang meminta kenang-kenangan foto bersama," kata Mahfud dalam acara perpisahan di gedung MK, Jakarta, Senin, 1 April 2013.
Jokowi Ogah Komentari soal Sengketa Pemilu 2024 di MK


Mahfud mengaku sedih karena biasanya setiap hari selalu bertemu dengan delapan hakim konstitusi lainnya dan sudah menganggap seperti saudara. Bahkan, dalam lima tahun masa tugasnya, ia lebih sering bersama dengan para hakim daripada dengan istri.


"Saya dan istri bangun pukul 02.30 WIB, shalat malam, mengaji, dan dzikiran sampai subuh. Tadi saya merasa takjub karena sudah lima tahun dan ini adalah hari terakhir saya di Widya Candra sebagai pejabat," ungkapnya.


Selama lima tahun, Mahfud mengaku senang menjadi hakim MK karena semua fasilitas dipenuhi. "Sehingga saya tidak pernah punya kesan jelek. Semua serba menyenangkan selama saya di MK," ujarnya lagi.


Independensi


Menurut Mahfud, MK merupakan lembaga yang punya independensi yang tidak tersentuh siapapun. Putusan-putusan di MK tidak bisa didikte pejabat setinggi apapun. Tidak bisa didikte opini masyarakat melalui media massa, tidak bisa ditekan oleh LSM, dan tidak bisa ditebus dengan uang.


"Kekuatan MK itu pada independensi. Soal putusan ada yang setuju atau tidak itu urusan lain. Itu yang selalu saya jaga sebagai ketua. Saya tidak pernah mendikte seorang hakim, tetapi justru saya melindungi hak-hak mereka." jelas Mahfud.


Mahfud berpesan agar hakim dan pegawai di MK terus menjaga independensi tersebut. "Itu harus dipertahankan. Jangan mau ditekan oleh kekuatan apapun, termasuk ditekan anggarannya mau dipotong, nanti tidak dipilih lagi, dan sebagainya," katanya.


Menurutnya lagi, hakim harus punya kualitas dan harus merasa bangga menjadi hakim yang tidak bisa ditekan siapapun. Institusi sudah tidak ada harganya bila sudah bisa dibeli.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya