Bujang Lapuk Gantung Diri di Pohon Jambu

Ilustrasi/Gantung diri
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Prastowo

VIVAnews - Apianus Elat, seorang pemuda berusia 33 tahun, ditemukan tergantung kaku di bawah sebuah pohon jambu di dekat tempat tinggalnya, areal Planjau, Desa Entabuk, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Apianus diduga putus asa karena tak punya pekerjaan jelas, sementara juga belum menikah.

Buat keluarga, aku minta maaf jika ada salah. Selamat Natal 25 Desember 2012 dan Tahun Baru 1 Januari 2013. Jika ada masalah selesaikan baik-baik jangan berkelahi, malu kita sama orang. Maafkan saya, saya sudah puas merasakan hidup dan mengakhiri hidup. Hp senter titipkan pada keluarga termasuk kalung Rosario. Buat Mega Yuni di Pontianak, sekolah baik-baik biar kamu pintar, Abang minta maaf jika ada salah selama ini dan Abang merasa sudah puas hidup dan mau pulang," begitulah secarik kertas dia tinggalkan di saku celananya.

Seminggu sebelumnya, pemuda yang tinggal bersama saudaranya di perumahan karyawan milik PT Kalimantan Sanggar Pusaka (KSP) di areal Planjau Desa Entabuk, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau, ini sempat menggoreskan benda tajam di tangan kirinya. Namun nyawanya terselamatkan setelah keluarga membawanya ke rumah sakit.

Akhirnya Apianus yang berasal dari Desa Sungai Laki, Kecamatan Karangan, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, itu nekat menghabisi nyawanya dengan seutas tali di pohon jambu, di samping kediamannya pada Selasa 1 Januari 2013. Saudara Apianus Elat  pada saat kejadian tersebut sedang berada di kampung halamannya karena ada urusan keluarga.

Abdulah (21), tetangga Elat yang berjarak 10 meter dari rumahnya, mengatakan saat bangun pagi ia hendak rumahnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat tetangganya sudah bergantung dengan seutas tali di atas pohon jambu. Elat pada saat ditemukan tidak mengenakan baju, tampak pada tubuh pria bertato itu persis di tangan kirinya bekas jahitan.

Abdulah yang melihat kejadian itu sontak saja terkejut bukan kepalang lantas berlari ke rumah warga lainnya, kabar tersebut langsung mengundang warga berdatangan untuk melihat kejadian itu. Kuat dugaan warga, dia mengantungkan diri di hari cuaca di sekitar perumahan tersebut sedang gerimis. Tubuh yang di hiasi tato itu sudah membujur dan kaku, namun warga tak berani menurunkan tubuh Apianus Elat, kemudian  warga memberitahukan kabar tersebut pada polsek Belitang Hilir.

Sontak saja laporan tersebut membuat satuan korps berbaju coklat bergegas menuju tempat kejadian perkara. Polisi kemudian menangani jenazahnya. Pihak keamanan juga mengamankan beberapa barang milik Apianus Elat  seperti obat-obatan yang biasa di konsumsinya, karena menurut warga dirinya sering mengelukan kepalanya sakit-sakitan.

Menurut warga sekitar, malam sebelum bujang lapuk itu mengakhirinya nyawanya dengan sadis, ia sempat bermain gitar dan bernyanyi hingga tengah malam. “Korban itu bekerja di sebagai pemanen kelapa sawit. Selama bekerja itu gajinya jarang dibayar oleh perusahaan. Makanya dia itu putus asa. Umurnya pun sudah 33 itu belum menikah, ya makanya dia itu selalu tak karuan juga setiap harinya," kata Abdullah.

Apianus Elat sehari-harinya bekerja sebagai  buruh harian lepas (BHL) di sebuah perkebunan kelapa sawit milik PT Kalimantan Sanggar Pusaka (KSP) sebagai pemanen kelapa sawit. Tragis memang, selama setahun bekerja, ia tak kunjung juga diangkat menjadi karyawan tetap.

Apianus juga menulis surat buat mantan pacarnya.“Jaga diri baik-baik, kita sudah putus. Abang pergi jauh dan tak akan pulang."

Selain berbahasa Indonesia, surat yang ditemukan juga ada yang berbahasa Dayak Kanayant, ditujukan buat keluarganya di Sintang. "Jika dirinya nanti mati, tolong kuburkan saja di Sintang supaya tidak besar ongkos untuk ke kampung."

Sementara itu, jenazah baru akan dibawa ke Sintang pada Rabu 2 Januari 2013 ini. Kapolsek Belitang Hilir, Iptu Suryadi, mengatakan, dari hasil pemeriksaaan tim medis, tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Apianus Elat. (umi)

KPU Sebut Gugatan Ganjar-Mahfud yang Singgung Jokowi Salah Sasaran
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro

Indonesian Students Victim of Germany Human Trafficking Mostly In Debt

The Indonesian police have uncovered many students who have become victims of an international human trafficking network to Germany, where they are trapped in debt.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024