Matahari, Posyandu Terlengkap di Indonesia

Posyandu 'Matahari'
Sumber :
  • VIVAnews/Tudji Martudji

VIVAnews - Tidak berlebihan jika Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 'Matahari' di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ini mendapat predikat terbaik dan terlengkap di Indonesia. Predikat itu didapat saat dilakukan 'Penilaian Lomba Posyandu Teladan 2011' lalu.

Berpengalaman di DPR, Sumail Abdullah Dinilai Berpotensi Maju Pilkada Banyuwangi

Selain lengkap, keberadaannya memberikan pelayanan masyarakat secara urut, mulai pra nikah sampai kelahiran dan perawatan bayi hingga balita, dan itu diberikan gratis.

Tenaga penyuluh, dari warga desa setempat yang sebelumnya mendapat pelatihan ketrampilan. Selain soal kesehatan, juga keilmuan lain seputar rumah tangga, anak-anak dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Termasuk, pendamping dokter dan perawat dari Puskesmas terdekat.

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya

"Atas keberhasilannya, Posyandu Matahari dinobatkan sebagai layanan kesehatan percontohan untuk dikembangkan di Indonesia," kata Ketua Tim Penggerak PKK yang juga Kepala Posyandu Matahari Kecamatan Kademangan, Blitar, Astuti, saat menerima kunjungan wartawan Provinsi Jatim dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-48 Tahun 2012.

Dalam catatan, dari 45.603 Posyandu se-Jatim, atas keberhasilannya ini Posyandu Matahari mendapat predikat Purnama, tingkatan tertinggi atau terbaik dari tiga tingkat dibawahnya. Urutannya, Pratama, Madya, Mandiri dan Purnama.

Mak Vera Tepati Janji, Datang ke Makam Olga Syahputra Tengah Malam

Astuti menambahkan, keberadaan posyandu ini dipakai sebagai acuan atau contoh pendirian dan pembinaan sarana pusat pelayanan terpadu di semua wilayah di Jatim termasuk juga akan diterapkan di Indonesia.

"Mereka, yang menjadi pembimbing adalah warga desa setempat, dengan suka rela, yang lebih dulu mendapatkan pelatihan," lanjut Kepala Bidang Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Sofiati Sucahyani.

Sejumlah tenaga penyuluh atau pendamping peran serta masyarakat di antaranya, 35 orang kader posyandu, lima orang dari poskesdes, dua orang dukun bayi, 40 orang kader Tiwisada, empat guru UKS, dan satu orang PPKBD.

Sumber dana untuk pembiayaan Posyandu Matahari ini, diantaranya dari ADD Desa, BOK dari Puskesmas, Kas Simpan Pinjam, swadaya masyarakat dan arisan balita.

Posyandu ini berada di sebuah rumah bentuk joglo, yang pekarangannya masih luas, dan dimanfaatkan sebagai program penunjang. Di tempat ini, dilakukan semua jenis layanan dan konsultasi.

Bentuk pelayananannya dimulai dari pasangan muda yang akan memasuki jenjang pernikahan, ibu hamil, ibu menyusui dan merawat balita, soal KB dan layanan konsultasi lainnya, termasuk problem rumah tangga dan semua yang menyangkut PHBS.

Sambil menunjuk satu persatu deretan meja dan sekat-sekat ruangan, Astuti menyebut keberadaan Posyandu Matahari dirintis sejak tahun 2009. "Masyarakat antusias mengunjungi, karena selain mendapat layanan kesehatan, semua uneg-uneg bisa terjawab di tempat ini," katanya.

Ada dua program layanan yang dilakukan Posyandu Matahari, KB dan Posyandu, serta inovasi pengembangan kegiatan dan pembinaan PHBS. Di posyandu ini ercatat peserta KB aktif di tahun 2011 sebanyak 1.327 orang. Di antaranya, 111 wanita sebagai peserta akseptor KB. Rinciannya, 18 orang akseptor IUD, 29 akseptor implant, 20 KB suntik, 41 KB pil, dan 3 kondom.

Untuk PHBS, Posyandu Matahari berhasil menorehkan prestasi, pengembangan kegiatan dan mewujudkan PHBS di 2.200 KK, 8 sekolah, dua sarana kesehatan. Untuk inovasi pengembangan kegiatan, diwujudkan menjadi sembilan meja layanan menuju hidup sehat.

'Warung Posyandu', yakni bentuk kerja sama dengan pedagang sayur keliling (ethek), menyediakan bahan makanan yang tanpa mengandung bahan kimia, pewarna atau pengawet.

Kerja sama lainnya, saat penjual sayur itu keliling, ia juga bertugas mengawasi keberadaan bayi dan balita. Memperhatikan perkembangan pertumbuhan bayi, dan disampaikan ke Posyandu. Selanjutnya disarankan juga rutin ke Posyandu.

Dari rangkaian ini, ibu hamil juga mendapat materi 'senam hamil' di ruangan terpisah dipandu pembimbing senam dari puskesmas kecamatan.  "Saya merasa senang, sejak awal sebelum nikah sampai hamil dan melahirkan mendapat bimbingan penyuluhan di Posyandu ini," kata Hafidah yang kini sedang dalam program ASI eksklusif anak pertamanya.

'Lumbung Pitutur' tempat konsultasi masalah yang dialami warga, bersifat sosial dan psikologis. Terkait soal keberlangsungan rumah tangga, menuju harmonis. "Sesuai dengan namanya, di tempat ini, semua masalah yang dikeluhkan, kita carikan jalan keluar. Termasuk, misalnya soal kenakalan anak, remaja dan masalah rumah tangga lainnya," kata kader bernama Murtini.

'Kebun Balita' yakni program inovasi dengan memanfaatkan pekarangan atau lahan kosong di sekitar posyandu, serta pemanfaatan polybag ditanami buah dan sayuran. Hasilnya, menambah nilai gizi makanan balita.

'Tabungan Balita' mengajak balita mengenali dan gemar menabung sejak dini. Dikordinir kader pembimbing, balita memiliki celengan yang nanti bisa dipakai untuk biaya masuk TK PAUD, tabungan dibuka bersama-sama saat musim pendaftaran sekolah, bulan Juli.

'Pojok Laktasi' ini adalah ruang atau tempat khusus pemberian ASI untuk bayi. Ada di dalam kamar, disini ibu-ibu bisa bertanya apa saja, terutama bagaimana cara menyusui yang sehat. Juga bisa bertanya segala masalah yang dihadapi. "Ini ruang khusus ibu dan bayi. Ibu yang menyusui bisa menanyakan apa saja seputar kebutuhannya selama menyusui," kata petugas Laktasi, Sulami.

'Pemilahan Sampah' selain untuk kesehatan dan pola hidup bersih. Sampah diperlakukan baik, agar juga mendatangkan nilai lebih. 'Kolam Ikan' pemahaman kebutuhan protein, diharapkan memicu kepedulian pentingnya dibuat kolam ikan. Baik di posyandu atau di rumah jika ada lahan.

'Paguyuban Nenek Asuh' didirikan sebagai bekal pengetahuan dan ketrampilan agar orang tua dapat menyampaikan pesan-pesan dan memberi contoh pentingnya posyandu bagi masyarakat, terutama balita.

Terletak di ruangan tengah bangunan rumah Joglo itu. Anak-anak batita (di bawah tujuh tahun) bisa menikmati beragam permainan. Dengan panduan pembimbing ibu-ibu di kampung tersebut, anak-anak bisa mengekspresikan dirinya.

Ada juga 'Boneka Dongeng'. Bilik dibuat seperti tevisi ukuran besar, kira-kira 1 X 80 cm, seorang badut yang juga pendongeng memainkan dialog boneka dengan berbagai cerita yang memikat perhatian anak-anak. "Itu ruang bermain, selain mainan juga tersedia berbagai buku cerita. Ada juga badut dongeng," lanjut wanita kader itu.

'Tanda Sasaran Posyandu' untuk mengetahui keberadaan pemilik bayi. Dengan memberi tanda bendera didepan rumah. Bendera warna hijau untuk bayi dan warna merah muda untuk balita.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya