Cerita Terduga Teroris Bayu Mengenal Jihad

Bayu Setiyono, terduga teroris Solo
Sumber :
  • ANTARA/Reno Esnir

VIVAnews - Polisi memutar rekaman yang berisi testimoni atau pengakuan Bayu Setiyono, salah satu terduga teroris yang dibekuk di Solo, Jawa Tengah. Bayu yang masih berusia 22 tahun itu dibekuk setelah peristiwa saling tembak polisi dengan dua rekan Bayu, Farhan dan Muchsin. Dua rekan Bayu dan Briptu Suherman tewas dalam baku tembak di Jalan Veteran, Solo pada Jumat 31 Agustus lalu.

Polisi menyebut tiga orang ini terkait teror berantai yang terjadi di Solo. Pelemparan granat, penyerangan pos polisi di Singosaren yang menewaskan Bripka Dwi Data Subekti, dan baku tembak di Jalan Veteran. Bayu berhasil dibekuk hidup-hidup. Dari situ, polisi berhasil membekuk rekan mereka yakni Farhan di Depok, Jawa Barat, pada Rabu pagi 5 September 2012.

Lalu apa peran pria yang lahir, kecil, dan besar di Solo ini meneror kotanya sendiri? "Peran saya di sini adalah sebagai pengintai, survei. Sasaran dan target sudah ditentukan oleh Farhan. Untuk kota Solo saya sekali lagi minta maaf sebesar-besarnya. Saya di tim ini sebagai survei," kata Bayu dalam rekaman video yang diputar di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Kamis 6 September 2012.

Dalam rekaman, Bayu yang mengenakan kaos hitam itu berbicara lancar dan panjang. Dia bercerita, sebelum tahun 2008 dirinya masuk tim Hisbah. Kegiatan jihad dimulai. "Kegiatan kami melakukan jihad itu, pertama kali saya ikut pengajian yang dipimpin oleh Sigit Qurdowi," kata Bayu.

Siapa Sigit Qurdowi? Sigit dan rekannya, Hendro tewas dalam penyergapan di Sukoharjo pada Mei tahun lalu. Polisi menduga, jaringan Sigit Qurdowi penyuplai senjata Muhammad Syarif Astanagarif yang melakukan bom bunuh diri di Masjid Az Zikra, Mapolresta Cirebon 15 April 2011 lalu.

Bayu mengaku mengikuti pengajian pimpinan Sigit selama sekitar 1,5 tahun. Bayu mendapat pengajian amal ma'ruf nahi munkar. Mencegah kemunkaran. Akhir 2009, Bayu memberanikan diri keluar dari pengajian karena khawatir keluarganya dikucilkan. Dia juga mengaku mulai sulit mencari pekerjaan.

Dari pengakuan Bayu, jaringan Sigit memang melakukan jual-beli senjata. Sigit juga memberi jalan kepada pengikutnya untuk berusaha jual-beli senjata. "Dari hasil di Filipina, dijualbelikan ke Solo, Cirebon, Jakarta, Bekasi. Dan mungkin ihwan-ihwan (pengikut pria) itu sudah tertangkap semua," jelas Bayu. (eh)

Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah
Petugas dari Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas) Polres Metropolitan Tangerang melakukan perekaman data pemohon SIM di Mal Pelayanan Kantor Pemerintahan Kota Tangerang, Tangerang, Banten

SIM Mati Bisa Diperpanjang, Tidak Perlu Bikin Baru

Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah dokumen penting bagi pengguna kendaraan bermotor. Masa berlaku SIM memiliki batas waktu, dan perlu diperpanjang sebelum habis. Pada hari

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024