- ANTARA/Yudhi Mahatma
VIVAnews - Perekam video amatir Kasus Mesuji, Trubus, meyakinkan bahwa video yang dia ambil asli dan tanpa rekayasa. Trubus pun bersumpah dunia dan akhirat.
"Video itu asli, saya berani tanggungjawab," katanya. "Kalau perlu datangkan saksi dan bukti- bukti kalau memang di video tersebut terjadi peristiwa pelanggaran hak asasi manusia," ujar Trubus usai melakukan konperensi pers bersama korban kasus Mesuji di Jakarta, 3 Januari 2011.
Untuk meyakinkan, ia bahkan berani bersumpah agar publik yakin bahwa apa yang direkam adalah nyata. "Sumpah dunia akhirat, saya yang mengambil, waktu kejadian saya di situ," ujar Trubus.
Pria yang saat kejadian pembunuhan tersebut sebagai anggota Pasukan Pengamanan (PAM) Swakarsa di PT Silva Inhutani ini mengaku membeberkan hasil video rekamannya ini dikarenakan tergerak hari nuraninya atas tindakan pembunuhan yang tidak manusiawi. "Saya merasa tergerak. Pernah melihat orang dilindas traktor? Orang dilempari bom molotov? Itu yang saya lihat sendiri di sana," ujar Trubus.
Saurip Kadi, yang selama ini mengadvokasi para korban kasus Mesuji mengakui bahwa masih ada fakta- fakta yang belum diungkap ke publik. "Saya akan membeberkan lagi, tapi bukan sekarang waktunya, nanti peluru saya habis," ujar Saurip.
Kemarin, Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Mesuji, Denny Indrayana, mengatakan ada bagian potongan gambar dalam video pembantaian kasus Mesuji yang tidak berlokasi di Mesuji. Kepastian ini setelah menanyakan saksi dan ahli teknologi informasi.
Hal tersebut terungkap setelah TGPF memverifikasi dan melihat ke lapangan. "Ada gambar-gambar dalam video yang tidak diakui oleh warga terjadi di tiga lokasi," katanya. (sj)
Gak Main-main, Manusia Silver di Makassar Bisa Raup Hingga Rp 8 Juta per Bulan
Dinsos Kota Makassar Sulawesi Selatan membeberkan temuannya terkait pengemis di Kota Daeng, salah satunya soal penghasilan manusia silver yang mencapai Rp8 juta per bulan
