Ormas Islam Kurang Berperan di Era Reformasi

VIVAnews - Keberadaan dua organisasi massa (ormas) Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dinilai kurang berperan dalam sosial politik sejak reformasi bergulir.

"Peran NU dan Muhammadiyah tidak begitu penting selama 10 tahun terakhir ini," ujar pengamat politik Universitas Indonesia, Bachtiar Effendi.

Menurut Bachtiar, saat Orde Baru berkuasa, peran kedua organisasi Islam tersebut cukup penting. Namun, saat ini peran sosial politik keduanya di tengah masyarakat tergerus. Penyebabnya, menurut Bachtiar, yaitu munculnya partai-partai politik yang sudah melembaga.

"Era Soeharto, NU dan Muhammadiyah patut diperhitungkan, karena memang saat itu lahirnya partai politik dibatasi sehingga ormas-ormas agama tersebut cukup didengar suaranya," kata Bachtiar.

Selain itu, Bachtiar menyatakan menumpulnya gigi ormas Islam juga disebabkan oleh demoralisasi. Sebagian besar pemimpin ormas Islam bergeser ke ranah politik praktis sehingga meninggalkan fungsi awal di organisasi mereka.

"Seharusnya, mereka tidak boleh terjun ke dalam politik praktis. Cukup politik kenegaraan saja, seperti membuat program-program yang membantu negara, seperti membangun sekolah dan rumah sakit," ujar Bachtiar.

Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum dengan Sesama Jenis, Kantor Disegel
Tiga orang anggota TNI dikabarkan tersambar petir di depan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 24 April 2024 siang.

Prada Ardiansyah, Prajurit TNI yang Tersambar Petir Meninggal Dunia

Satu prajurit TNI yang menjadi korban tersambar petir di dekat Mabes TNI, Cilangkap, meninggal dunia, karena pendarahan di telinga

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024