Tingkatkan Produksi Padi, Petani Buru Tikus

SURABAYA POST -- CARA yang ditempuh petani di berbagai desa di Kab. Jombang untuk membantai tikus, ada yang membongkar lubang persembunyian tikus, kadang ada pula yang menggunakan asap belerang dengan sistem pemanasan kompor.

Suharno (34) petani padi asal Desa Curah Malang Kec. Sumobito Kab. Jombang, mengungkapkan, setiap menjelang tanam padi, para petani di wilayah ini ramai-ramai memberantas tikus dengan cara membongkar sarang tikus dan membunuhnya dengan cara dibakar.

“Kemarin warga di sini membunuh 400 ekor tikus hasil perburuan selama 2 jam di lahan seluas 5 hektare. Ini terus kita lakukan setiap menjelang musim tanam padi. Hasilnya panen padi kami selalu bagus jika dibandingkan bila tidak dilakukan pemberantasan tikus,” katanya, Senin (14/12).

Sebelum ada pembantain tikus, lanjut Suharno, lahan padi seluas setengah hektare maksimal setiap panen menghasilkan padi 2,5 sampai 3 ton. Namun, setelah dilancarkan pembantaian hasilnya mencapai 4-4,5 ton. “Makanya warga di sini kalau menjelang musim tanam padi sangat antusias kalau diajak membantai tikus,” katanya.

Wardi (40) petani padi asal Megaluh mengatakan, selain dengan membongkar lubang, dia memberantas tikus juga dengan cara menggunakan asap belerang yang dimasukkan ke dalam lubang persembunyian tikus. “Kebetulan saya dan adik saya memiliki kompor pemanas belerangnya. Cara kedua ini kita gunakan saat padi berusia 2 bulan,” katanya.

Hasilnya, dari lahan seluas 1 hektare sebelumnya hanya mampu mendapatkan padi sekitar 5-6 ton, kini meningat menjadi 7-8 ton. “Dua cara ini tetap dan terus saya lakukan karena hasilnya bisa menguntungkan kita,” tandasnya.

IR Ir Hadi Pranoto Msc Pemerhati Pertanian Jombang dan Mojokerto mengatakan, sah-sah saja para petani menggelar pembantaian tikus secara besar-besaran. Namun, langkah itu hanya berjalan sesaat, dan harus dilakukan secara kontinyu. Jika tidak, maka  hama tikus akan kembali menyerang hama padi milik petani.

Sebetulnya ada cara yang lebih efisien dalam memberantas tikus, lanjut Hadi, yakni menerapkan pola tanam serempak di seluruh kecamatan atau se Kab. Jombang. Caranya, musim tanam, dan panen dilakukan serentak pula. Sehingga, tikus dengan sendirinya akan kesulitan mencari makanan dikawasan itu.

Laporan: Bambang Sujarwanto

HUT Ke-61, Taspen Tegaskan Komitmen Genjot Kesejahteraan Masyarakat
Pakar Hukum Tata Negara dan Konstitusi, Fahri Bachmid

Megawati Ajukan Amicus Curiae ke MK, Pakar Hukum: Upaya Intervensi Peradilan

Megawati telah mengajukan diri menjadi amicus curiae ke Mahkamah Konstitusi (MK), dan menyampaikan pendapatnya atas perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU).

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024